Seseorangtidak kuasa untuk menentukan kehadirannya di dunia, ia juga tidak bisa memilih untuk terlahir dalam keluarga, keadaan ekonomi, sosial dan budaya tertentu. mempunyai cita-cita dan mimpi besar berorientasi akhirat, ia tidak berpikir untuk dirinya sendiri melainkan berpikir untuk bisa memberi manfaat kepada sesama, sebagai contoh
Hakikatdunia adalah negeri yang sementara, bukan negeri keabadian. Jika kita memanfaatkan dunia dan menyibukkannya dengan ketaatan kepada Allah Ta'ala, maka kita akan memetik hasilnya di akhirat kelak. Adapun jika kita menyibukkannya dengan syahwat, maka kita akan merugi, baik di dunia, apalagi di akhirat. Hal ini sebagaimana firman Allah Taala, خَسِرَ الدُّنْيَا
HakikatDunia dalam al-Qur'an dan As-Sunnah: Dunia adalah Ujian (Qs. Al Mulk [67] : 2) Ayat tersebut ditafsirkan yakni siapa yang amalannya paling ikhlas ( akhlasuhu) dan paling benar ( ashwabuhu) .Allah Ta'ala memberlakukan berbagai perintah dan larangan untuk mereka dan diuji dgn berbagai keinginan hawa nafsu yang memalingkan mereka
Namunanehnya, kebanyakan manusia lebih mengedepankan kehidupan dunia, meninggalkan akhirat. Allah Subhanahu wa Ta'ala befirman: كَلاَّ بَلْ تُحِبُّونَ الْعَاجِلَةَ {20} وَتَذَرُونَ اْلأَخِرَةَ {21} "Bahkan kamu (hai manusia) mencintai kehidupan dunia—Dan meninggalkan (kehidupan
Dandi akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. (Qs Al Hadid ; 20) Tipu daya Dunia. Sungguh dunia ini penuh dengan tipu daya dan muslihat dan membuat manusia terlena dibuatnya.
Dandi akhirat (nanti) ada adzab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." (QS. Al-Hadîd :20) Sedangkan kehidupan akhirat adalah kehidupan yang sebenarnya. Yang menyimpan segala pilar kehidupan, baik kekekalan maupun kebahagiaan juga keselamatan.
Dankehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. [al-Hadîd/57:20]. Sedankan akhirat, itulah kehidupan yang sebenarnya. Sebuah kehidupan yang menyimpan semua pilar kehidupan, baik berupa kekekalan, kebahagiaan dan keselamatan. Inilah hakikat akhirat. Apabila seseorang dapat menyaksikan hakikatnya, tentu ia akan berkata :
Itulahhakekat dunia ini, yaitu fana dan sementara. Allah Azza wa Jalla mengingatkan semua manusia tentang hal ini di dalam banyak tempat di dalam al-Qur'ân, antara lain firman Allah: Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu
Namun rasio manusia tidak kehilangan cahaya kala berbicara kematian. Sebab, ternyata kematian adalah satu jalan untuk manusia dapat terangkat semua hijab pandangan mata hatinya terhadap hakikat dari kebenaran dan kehidupan itu sendiri. Oleh karena itu, Islam memberikan penjelasan bahwa kehidupan di dunia ini laksana pertanian menuju akhirat.
HakikatKehidupan Dunia Oleh DR. Firanda Andirja, Lc. MA. Kita tahu bahwasanya dunia ini hanyalah tempat persinggahan, dan kita sebagai manusia hakikatnya adalah seorang musafir yang sedang berjalan menuju pertemuan dengan pencipta kita Rabb al-'Alamin. Kita akan menempuh berbagai macam fase kehidupan. Kita telah menempuh fase janin, dan kita saat ini berada pada fase yang []
KCuS. Allah berfirman dalam Kitab Suci Al-Qur’an, surat 57 Al-Hadid, ayat 20-21; “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat nanti ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. Berlomba-lombalah kamu kepada mendapatkan ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” BACA JUGA Setelah Masuk Islam, Allah Bukakan Pintu-Pintu Cahaya Kehidupan Aminah أخرج ابن حبان في صحيحه، عن أبي هريرة، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال أكثروا ذكر هاذم اللذات”. Ibnu Hibban dalam “Shahih”nya meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, dari NabiShallallahu Alaihi Wa Ala Alihi Wa Sallam bersabda “Perbanyaklah mengingat penghancur semua kelezatan yaitu kematian”. Nasihat indah Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu Anhu; ارْتَحَلَتْ الدُّنْيَا مُدْبِرَةً وَارْتَحَلَتْ الْآخِرَةُ مُقْبِلَةً، وَلِكُلِّ وَاحِدَةٍ مِنْهُمَا بَنُونَ، فَكُونُوا مِنْ أَبْنَاءِ الْآخِرَةِ وَلَا تَكُونُوا مِنْ أَبْنَاءِ الدُّنْيَا؛ فَإِنَّ الْيَوْمَ عَمَلٌ وَلَا حِسَابَ، وَغَدًا حِسَابٌ وَلَا عَمَل “Dunia pergi meninggalkan kita dan akhirat datang menghampiri kita. Masing-masing dunia dan akhirat memiliki anak-anak. Jadilah kalian anak-anak akhirat dan janganlah menjadi anak-anak dunia. Hari ini adalah waktu beramal tanpa ada hisab perhitungan, dan kelak ada hisab perhitungan tanpa ada kesempatan untuk beramal”. Riwayat Imam Al-Bukhari. Syaikhuna Fadhilatusy Syaikh Prof. Dr. Khalid bin Abdullah Al-Mushlih hafidhahullah, menasehatkan “Dunia ini sebentar sekali, dan alangkah cepatnya kita pergi meninggalkan dunia ini. Maka bersiap-siaplah untuk kepergianmu dengan apa saja yang membuatmu bahagia nanti pada hari kiamat”. BACA JUGA Menalar Ayat-Ayat Semesta, Membangun Hidup Lebih Baik Semoga Allah berikan kepada kita semua sehat wal afiyat, istiqamah dan husnul khatimah serta Jannah Firdaus, aamiin ya Robb. Ditulis di perbatasan 3 negara; Yordania, Saudi Arabia dan Iraq, pada hari Kamis 28 Rajab 1440/ 04 April 2019. [] Akhukum FillahAbdullah Sholeh Hadrami Ingin download video, audio dan tulisan serta info bermanfaat ? Silahkan bergabung di Channel Telegram kami; Channel YouTube
وَمَا هٰذِهِ الۡحَيٰوةُ الدُّنۡيَاۤ اِلَّا لَهۡوٌ وَّلَعِبٌؕ وَاِنَّ الدَّارَ الۡاٰخِرَةَ لَهِىَ الۡحَـيَوَانُۘ لَوۡ كَانُوۡا يَعۡلَمُوۡنَ Wa maa haazihil hayaa tud dunyaaa illaa lahwunw-wa la'ib; wa innad Daaral Aakhirata la hiyal ha yawaan; law kaano ya'lamuun Dan kehidupan dunia ini hanya senda-gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui. Juz ke-21 Tafsir Salah satu faktor yang menjadikan orang-orang kafir enggan menyembah Allah, meski bukti wujud dan keesaan-Nya begitu jelas, adalah motivasi duniawi. Karena itu, ayat ini menginformasikan hakikat kehidupan dunia dan perbandingannya dengan kehidupan akhirat. Dan kehidupan dunia ini hina, tidak bernilai, dan tidak pula kekal. Dunia ini hanya senda-gurau yang akan melenakan orang kafir dari tugas hidup yang sebenarnya, dan dunia ini juga layaknya permainan yang hanya memberi kesenangan sesaat, sebelum kelelahan datang. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya bagi manusia. Itulah kehidupan yang kekal dan abadi. Di sana manusia akan merasakan kebahagiaan dan kesengsaraan yang hakiki, sekiranya mereka mengetahui dan memahami kefanaan dunia dan kekekalan akhirat. Namun, banyak dari mereka tidak berusaha memahami hal itu. Ayat ini menerangkan hakikat kehidupan duniawi, terutama kepada orang-orang musyrik yang teperdaya dengan kehidupan duniawi. Diterangkan bahwa kehidupan duniawi itu hanyalah permainan dan senda gurau saja, bukan kehidupan yang sebenarnya. Pandangan dan pikiran orang-orang musyrik telah tertutup, sehingga mereka telah disibukkan oleh urusan duniawi. Mereka berlomba-lomba mencari harta kekayaan, kekuasaan, kesenangan, dan kelezatan yang ada padanya, seakan-akan kehidupan dunia ialah kehidupan yang sebenarnya bagi mereka. Andaikata mereka mau mengurangi perhatian mereka kepada kehidupan duniawi itu sedikit saja, dan memandangnya sebagai medan persiapan untuk bekal dalam kehidupan lain yang lebih kekal dan abadi, serta mau pula mendengarkan ayat-ayat Allah, tentulah mereka tidak akan durhaka dan mempersekutukan Allah. Andaikata mereka mendengarkan seruan rasul dengan menggunakan telinga, akal, dan hati, mereka tidak akan tersesat dari jalan Allah. Kemudian Allah menerangkan bahwa kehidupan yang hakiki itu adalah kehidupan akhirat, dan ia merupakan sisi lain dari kehidupan manusia, yaitu kehidupan yang diliputi oleh kebenaran yang mutlak. Kehidupan dunia adalah kehidupan yang di dalamnya bercampur baur antara kebenaran dan kebatilan, sedangkan dalam kehidupan akhirat, kebenaran dan kebatilan telah dipisahkan. Kehidupan akhirat banyak ditentukan oleh kehidupan dunia yang dijalani seseorang, dan tergantung kepada amal dan usahanya sewaktu masih hidup. Kehidupan dunia dapat diibaratkan dengan kehidupan masa kanak-kanak, sedang kehidupan akhirat dapat diibaratkan dengan kehidupan masa dewasa. Jika seseorang pada masa kanak-kanak mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh, seperti belajar dan bekerja dengan tekun, maka kehidupan masa dewasanya akan menjadi kehidupan yang cerah. Sebaliknya jika ia banyak bermain-main dan tidak menggunakan waktu sebaik-baiknya, maka ia akan mempunyai masa dewasa yang suram. Demikianlah halnya dengan kehidupan akhirat, tergantung kepada amal dan usaha seseorang sewaktu masih hidup di dunia. Jika ia selama hidup di dunia beriman dan beramal saleh, maka kehidupannya di akhirat akan baik dan bahagia. Sebaliknya jika ia kafir dan mengerjakan perbuatan-perbuatan yang terlarang, ia akan mengalami kehidupan yang sengsara di akhirat nanti. Pada akhir ayat ini, Allah memperingatkan kepada orang-orang musyrik agar mengetahui hakikat hidup. Andaikata mereka mendalami dan mengetahui hal itu, tentu mereka tidak akan tersesat dan teperdaya oleh kehidupan dunia yang fana ini. Setiap orang yang berilmu dan mau mempergunakan akalnya dengan mudah dapat membedakan antara yang baik dengan yang buruk, antara yang benar dan yang salah, dan sebagainya. sumber Keterangan mengenai QS. Al-'AnkabutSurat Al 'Ankabuut terdiri atas 69 ayat, termasuk golongan surat-surrat Makkiyah. Dinamai Al 'Ankabuut berhubung terdapatnya perkataan Al 'Ankabuut yang berarti laba-laba pada ayat 41 surat ini, dimana Allah mengumpamakan penyembah-penyembah berhala-berhala itu, dengan laba-laba yang percaya kepada kekuatan rumahnya sebagai tempat ia berlindung dan tempat ia menjerat mangsanya, padahal kalau dihembus angin atau ditimpa oleh suatu barang yang kecil saja, rumah itu akan hancur. Begitu pula halnya dengan kaum musyrikin yang percaya kepada kekuatan sembahan-sembahan mereka sebagai tempat berlindung dan tempat meminta sesuatu yang mereka ingini, padahal sembahan-sembahan mereka itu tidak mampu sedikit juga menolong mereka dari azab Allah waktu di dunia, seperti yang terjadi pada kaum Nuh, kaum Ibrahim, kaum Luth, kaum Syu'aib, kaum Saleh, dan lain-lain. Apalagi menghadapi azab Allah di akhirat nanti, sembahan-sembahan mereka itu lebih tidak mampu menghindarkan dan melindungi mereka.
Oleh Imam Nur Suharno Kehidupan di dunia ini sebenarnya adalah kehidupan menuju akhirat. Ia adalah jembatan yang mesti dilalui oleh setiap manusia sebelum menempuh alam akhirat. Bahasa sederhananya, kehidupan dunia adalah medan persediaan dan persiapan untuk menuju kehidupan akhirat yang kekal sepanjang zaman. Ar-Raghib mengatakan, "Kekal adalah terbebasnya sesuatu dari segala macam kerusakan dan tetap dalam keadaan semula." Kehidupan dunia ini merupakan jembatan penyeberangan, bukan tujuan akhir dari sebuah kehidupan, melainkan sebagai sarana menuju kehidupan yang sebenarnya, yaitu kehidupan akhirat. Karena itu, Alquran menamainya dengan beberapa istilah yang menunjukkan hakikat kehidupan yang sebenarnya. Pertama, al-hayawan kehidupan yang sebenarnya. "Tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan kalau mereka mengetahui." QS al-Ankabut [29] 64.Kedua, dar al-qarar tempat yang kekal. "Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan sementara, dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal." QS Ghafir [40] 39.Ketiga, dar al-jaza' tempat pembalasan. "Di hari itu, Allah akan memberi mereka balasan yang setimpal menurut semestinya, dan tahulah mereka bahwa Allahlah yang benar lagi yang menjelaskan segala sesuatu menurut hakikat yang sebenarnya." QS an-Nur [24] 25.Keempat, dar al-muttaqin tempat yang terbaik bagi orang yang bertakwa. "Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa 'Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?' Mereka menjawab 'Allah telah menurunkan kebaikan.' Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat pembalasan yang baik. Sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik, dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa." QS an-Nahl [16] 30.Dengan demikian, setelah manusia mengetahui akan hakikat kehidupan yang sebenarnya, mereka akan memberikan perhatian yang lebih besar pada kehidupan akhirat yang kekal daripada kehidupan dunia yang fana ini. Sebab, "Sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang." QS ad-Dhuha [93] 4.Oleh karena itu, "Sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu. Mereka mengatakan 'Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu.' Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci, dan mereka kekal di dalamnya." QS al-Baqarah [2] 25. Wallahu a'lam.